LAPORAN P2K (COVID-19) FKIP UNISMUH MAKASSAR (SMP NEGERI 3 PITU RIASE)
LAPORAN
PEMANTAPAN PROFESI KEGURUAN (P2K)
KEGAIATAN PROFESI KEGURUAN
SMP NEGERI 3
PITU RIASE
Oleh
NAMA : FIRDAUS
NIM
: 10541083015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Profil Proses
Pembelajaran di Kelas
Pelajaran Prakarya di SMP Negeri 3 Pitu
Riase berfungsi sebagai Pembelajaran pengembangan
diri Siswa dalam 4 bidang
kompetensi: Kerajinan, Rekayasa,
Budidaya, dan Pengolahan. Setelah menamatkan studi, mereka diharapkan dapat
tumbuh dan berkembang menjadi individu yang cerdas, terampil dan berkepribadian
serta siap berperan dalam pembangunan nasional.
Pengajaran Prakarya di SMP Negeri 3 Pitu Riase meliputi
; keterampilan dalam
pembuatan prakarya tentang Kerajinan Bahan Limbah Lunak, Dengan
memahami jenis limbah bahan lunak, Jenis karakterisktik Limbah bahan lunak,
produk proses kerajinan bahan limbah lunak, kemasan produk kerajinan bahan limbah
lunak, dan tahap akhir berkarya kerajinan limbah bahan lunak.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran Prakarya seperti yang tercantum dalam kurikulum, semua
komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar di sekolah harus turut
memberikan dukungan. Baik dari media, sumber belajar maupun cara mengajar yang
baik Komponen-komponen yang terkait tersebut harus diupayakan dapat
meningkatkan motivati belajar Peserta
didik sehingga dapat mewujudkan proses belajar mengajar yang diharapkan.
Sesuai dengan apa yang Saya observasi bahwa pelajaran Prakarya yang berlangsung, Siswa belum banyak mengetahui tentang praktik
berkarya, Namun setelah diperlihatkan referensi video berkarya, Siswa perlahan mengerti. Walaupun Pembelajaran
dikelas tidak efektif karna jam waktu pembelajaran sangat kurang dan siswa
antusias karena datangnya mahasiswa P2k fkip Siswa dikelas VII sebagai mahasiswa P2k tetap memberikan arahan
pembelajaran secara tulus.
B.
Profil Hasil Belajar
Setelah melakukan beberapa pertemuan dengan siswa di dalam kelas maka saya dapat menyimpulkan bahwa
kelas VII yang saya ajar sangat
antusias untuk mengikuti pelajaran Prakarya baik secara teori
maupun praktik, ini dapat dilihat dari para Peserta didik ketika Saya mengajar, mereka begitu
memperhatikan materi yang di jelaskan dan Siswa pun dapat memahami materi
yang dijelaskan tersebut. Begitupun ketika Saya
memberikan tugas
kepada seluruh Peserta didik untuk
membuat sebuah karya kerajinan bahan limbah
lunak, seluruh Peserta
didik mampu mengerjakan tugas yang diberikan tersebut dengan baik.
Dalam hal ini sebagai
peneliti dan observator, di upayakan cara-cara yang tepat agar kemampuan yang
di miliki Peserta didik dapat
tersalurkan dengan maksimal. Berdasarkan uraian tersebut, untuk mengatasi
masalah di atas, maka saya berusaha
menggunakan model baru untuk meningkatkan hasil belajar Peserta didik dalam mempelajari prakarya dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dan metode discovery learning pada siswa kelas VII
SMP Negeri 3 Pitu Riase.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam
latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah yang menjadi pusat
perhatian dalam penelitian ini adalah:
1.
Apakah dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif
tipe jigsaw dan metode Discovery
Learning , dapat meningkatkan hasil belajar prakarya pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pitu Riase ?
D.
Bentuk Tindakan
Dengan melihat masalah yang
ada pada latar belakang, dalam Pembelajaran Prakarya sangat dipengaruhi oleh
penyajian guru di depan kelas, maka diadakan penelitian tindakan kelas melalui
penerapan model pembelajaran Kooperatif
tipe jigsaw
dan Metode Discovery Learning pada Siswa
kelas VII SMP Negeri 3 Pitu Riase.
E.
Argumentasi Logis
Setelah peneliti
menganalisis dengan seksama, semua fenomena yang terjadi dalam profil proses
pembelajaran diakibatkan karena sedikitnya motivasi siswa untuk belajar
sehingga mereka hanya menerima dan memahami proses belajar hanya pada saat
pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar dan minat siswa dalam
mempelajari Prakarya Saya menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw dan metode Discovery
Learning pada Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pitu Riase. Diantara sekian
banyak model pembelajaran, model pengajaran kooperatif adalah salah satu
alternative yang dapat dipilih.
Dalam pembelajaran
kooperatif siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dengan teman sebangkunya, mereka saling membantu untuk menyediakan alat dan bahan gelas plastik dan kain perca untuk membuat suatu karya bahan limbah lunak Hal yang serupa diungkapkan oleh seorang
ilmuan Thompson & Smith bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa
bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mempelajarai materi akademik
dan keterampilan antar pribadi.
Salah satu model
pembelajaran Kooperatif yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan hasil
belajar siswa adalah tipe jigsaw. Banyaknya anggota kelompok akan mempengaruhi
kemampuan kelompoknya. Jumlah anggota yang ideal untuk pembelajaran kooperatif
adalah antara tiga sampai lima orang. Hal ini dimaksudkan karena kelompok yang
terdiri dari dua orang saja tidak akan berfungsi dengan baik jika satu
anggotanya absen. Sedangkan jika jumlah anggota kelompok terlalu banyak akan
menjadi sangat sulit bagi kelompok itu untuk berfungsi secara efektif.
Dalam pembelajaran metode discovery Learning dengan Model Kooperatif
tipe jigsaw guru memberikan
pengarahan informasi bahan ajar, siswa dibagi dalam bentuk kelompok heterogen,
siswa diberikan bahan ajar (buku modul)
yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak Siswa dalam kelompok.
Setiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan
belajar sama,guru membuat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama
sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksanaan
tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan
evaluasi dan diakhiri dengan pemberian refleksi.
Dalam menerapkan
pembelajaran kooperatif, guru memainkan peranan yang sangat penting.Materi dan
pengajarannya harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap siswa bekerja untuk
memberikan sumbangan pemikirannya kepada kelompoknya. Masalah yang disiapkan
oleh guru harus dibuat sedemikian rupa sehingga akan menimbulkan saling
membutuhkan antara anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam
menyelesaikan masalah itu.
F.
Tujuan Penelitian
Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk menjawab
masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun tujuan penelitian ini secara
operasional adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari prakarya
melalui model pembelajaran Kooperatif
tipe jigsaw dan metode discovery learning pada siswa kelas VII
SMP Negeri 3 Pitu Riase.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Belajar
Belajar
dalam arti sehari-hari adalah sebagai penambahan pengetahuan. Namun, ada yang
mengartikan bahwa belajar sama dengan menghafal, karena orang belajar akan
menghafal. Pengertian belajar ini masih sangat sempit karena belajar bukan
hanya membaca dan menghafal tapi membutuhkan juga penalaran.
Pada
prinsipnya teori-teori tentang belajar berkembang dari tahun ke tahun dan
dikemukakan sesuai dengan latar belakang keilmuan masing-masing pakar yang
dikembangkan dari zaman ke zaman. Beberapa pendapat tentang belajar menurut
para ahli adalah :
a.
Winkel Mendefinisikan
“Belajar merupakan aktivitas mental ataupun psiskis yang berlangsung
dilingkungan dengan interaksi yang aktif . Selain itu belajar diharuskan atau
menghasilkan perubahan yang secara langsung atapun tidak langsung dalam pribadi
yang melakukannya”.
b.
Bower (1987:150) Menyatakan
bahwa ”Belajar kita dapat menunjukkan adanya perubahan yang relatif dalam
perilaku yang terjadi karena adanya beberapa pengalaman yang telah di alami dan
juga latihan yang sudah di lakukan dalam waktu sebelumnya”.
c.
Moh Surya (1981:32)
Mengemukakan bahwa “Belajar merupakan sebuah proses usaha yang telah dilakukan
oleh masing-masing individu untuk bisa memperoleh sebuah perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan”.
d.
Menurut Robert M.Gagne dalam
buku the conditioning of learning mendefinisikan bahwa “Belajar adalah
perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar terus menerus, bukan
hanya karena proses pertumbuhan saja .Gagne berpendapat bahwa belajar
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor dalam diri dan keduanya
berinteraksi ”
e.
Menurut Howard dan King sley
dalam (Soemanto,2002:104) berpandapat bahwa belajar adalah proses dimana
tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau
latihan.
Dari
berbagai pendapat tersebut terlihat bahwa dalam proses belajar selalu ditandai
dengan adanya perubahan pada diri individu yang melakukan proses belajar. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu
yang ditandai adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan
latihan untuk memperoleh pengetahuan, kecakapan dan keterampilan baru.
Tujuan belajar itu sendiri adalah untuk mendapatkan gambaran dan tingkah
laku yang diharapkan setelah pengajaran.
Kelakuan akhir setelah pengajaran menggambarkan bahwa apa yang pelajar lakukan
sebagai hasil dari apa yang telah dipelajari.
B.
Pengertian Hasil Belajar Prakarya
Proses belajar mengajar yang
terjadi dikelas tidak lepas dari kegiatan belajar bagi siswa dan mengajar bagi
guru. Siswa yang belajar antara satu sama lain memiliki kemampuan yang
berbeda-beda, oleh sebab itu kegiatan belajar mengajar hendaknya di kembangkan
sekaligus memperhatikan tingkat perkembangan intelektual siswa. Ausubel dalam
Russeffendi 2000:2) menyatakan bahwa “ belajar bermakna bila materi yang akan
dipelajari di susun sesuai dengan struktur kognitif siswa sehingga ia dapat mengaitkan
belajar dengan strukutur kognitif yang dimilikinya. Dari proses belajar
mengajar siswa senantiasa ingin mencapai hasil yang lebih baik dari kegiatan
belajar belajarnya, demikian pula guru senantiasa ingin memperoleh hasil yang
baik dari kegiatan mengajar, hasil belajar merupakan salah satu indikator
penting dalam pendidikan dan meningkatkan hasil belajar ditentukan oleh tingkat
kemampuan siswa untuk belajar.”
Tingkat keberhasilan siswa
dalam menguasai bahan pelajaran diperlukan suatu alat ukur yang biasanya berupa
tes yang hasilnya merupakan salah satu indikator keberhasilan yang dapat
dicapai siswa dalam usaha belajarnya.
Dengan demikian hasil
belajar siswa yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah nilai yang di peroleh siswa dalam bidang studi Prakarya
selama mengikuti proses belajar mengajar. Nilai tersebut adalah skor yang
diolah hasil pemberian tes Prakarya
C.
Pengertian Prakarya
Prakarya
berasal dari istilah pra dan karya, pra mempunyai
makna belum dan karya adalah hasil kerja. prakarya didefinisikan sebagai
hasil kerja yang belum jadi, prakarya masih berupa proof of concept atau sebuah prototipe. Prakarya belum mempunyai
target pemasaran, oleh sebab itu belum ada penggunanya atau konsumennya.
Satu-satunya penggunanya mungkin si developer atau desainer itu sendiri.
Kualitas belum menjadi perhatian sebab yang penting bentuk dasarnya saja. Harga
sebuah prakarya ditentukan sangat subyektif sebab belum tahu potensi pasarnya.
Prakarya memiliki pengertian Ketrampilan, hastakarya, kerajinan tangan,
atau keterampilan tangan. bahan yang digunakan tersedia secara umum dipasaran,
sehingga kita tinggal merangkai ataupun pemanfaatan limbah dan bahan
bekas.Prakarya mempunyai peranan penting dalam pengembangan kreatifitas dan
mengembangkan menjadi sebuah inovasi baru.
Adapun
pengertian kerajinan (prakarya) menurut
para ahli :
1.
Wiyadi : Kerajinan
adalah semua kegiatan dalam bidang industri atau pembuatan barang sepenuhnya
dikerjakan oleh sifat rajin, terampil, ulet serta kreatif dalam upaya
pencapaiannya.
2.
Suprapto : Kerajinan
merupakan kerajinan tangan yang menghasilkan barang-barang bermutu seni, maka
dalam prosesnya dibuat dengan rasa keindahan dan dengan ide-ide yang murni
sehingga menghasilkan produk yang berkualitas mempunyai bentuk yang indah dan
menarik.
3.
Sumintarsih :
Kerajinan adalah budaya bangsa yang telah ada sejak zaman nenek moyang yang
timbul karena adanya dorongan manusia untuk mempertahankan hidupnya, kemudian
lama kelamaan manusia membuat alat-alat kebutuhan sehari-hari, seperti
alat-alat pertanian, alat untuk berburu dan berperang, peralatan rumah tangga,
dan peralatan mengolah untuk mengolah makanan.
4.
Kusnadi : Kerajinan kata harfiahnya
dilahirkan oleh sifat rajin manusia. Dikatakan pula bahwa titik berat
penghasilan atau pembuatan seni kerajinan bukan dikarenakan oleh sifat rajin
tetapi lahir dari sifat terampil seseorang dalam menghasilkan suatu produk
kerajinan.
5.
Prof. Dr. I made
bandem "kriya" dalam bahasa indonesia berarti pekerjaan
(ketrampilan tangan). Didalam bahasa inggris disebut "craft" berarti
energi atau kekuatan. Pada kenyataannya bahwa seni kriya sering dimaksudkan
sebagai karya yang dihasilkan karena skill atau ketrampilan seseorang.
6.
Prof. Sp. Gustami
: Seni kriya merupakan warisan seni budaya yang adi luhung, yang pada zaman
kerajaan di jawa mendapat tempat lebih tinggi dari kerajinan.seni kriya
dikonsumsi oleh kalangan bangsawan dan masyarakat elite, sedangkan kerajinan
didukung oleh masyarakat umum atau kawula atit, yakni masyarakat yang hidup di
luar tembok keraton.
D.
Pembelajaran Prakarya
Pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur- unsur manusia, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam proses mengajar guru mempunyai tugas mendorong, membimbing
dan memberi fasilitas bagi peserta didik untuk mencapai tujuan. Penyampaian
materi hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar
sebagai suatu proses yang dinamis.
Sebagai pengelola
pelajaran, seorang guru harus mampu mengolah seluruh proses kegiatan belajar
dan menciptakan kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap anak dapat
belajar secara efektif dan efisien.
Guru dalam melaksanakan
tugasnya dengan menerapkan satu model mengajar tersebut hendaknya memperhatikan
relevansinya dengan materi pelajaran serta kesesuaian dengan tingkat
perkembangan intelektual peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar motivasi
belajar peserta didik tumbuh dan berkembang dengan baik.
Kesesuaian dan ketepatan
penerapan suatu proses mengajar, akan dapat mendorong keterlibatan peserta
didik secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat memberikan
peluang besar terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam proses belajar
mengajar khususnya Prakarya, diperlukan langkah- langkah yang sistematis yang
sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik. Karena Prakarya
merupakan pembelajaran yang membutuhkan kemampuan dan keuletan peserta didik,
maka itu diperlukan suatu solusi yang bisa memecahkan masalah yang dihadapi
oleh peserta didik dalam mempelajari Prakarya.
E.
Metode Pembelajaran (Discovery
Learning)
Metode Discovery Learning adalah didefinisikan
sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan
pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be defined as
the learning that takes place when the student is not presented with subject
matter in the final form, but rather is required to organize it him self”
(Lefancois dalam Emetembun, 1986:103). Ide dasar Bruner ialah pendapat dari
Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas.
Metode Discovery Learning adalah memahami konsep,
arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat,
terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran,
prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process
sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of
assimilatig conceps and principles in the mind (Robert B. Sund dalam
Malik, 2001:219).
Discovery Learning mempunyai
prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry). Tidak ada perbedaan yang prinsipil
pada kedua istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya
dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan
kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sedangkan pada inkuiri
masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh
pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah
itu melalui proses penelitian.
Dalam pembelajaran Prakarya,
banyak konsep pengetahuan/ keterampilan yang diberikan berupa pengetahuan
mengolah sesuatu yang lumrah menjadi sesuatu yang lebih bermakna. Peserta didik
diajak menjadi insan kreatif yang mampu melahirkan berbagai pemikiran, serta
karya yang memiliki unsur Etika, Logika, serta Estetika.Dan yang paling
ditekankan adalah nilai Estetika atau keindahan dari karya yang dibuat oleh
peserta didik.
Dalam
mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat
membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan
(Sardiman, 2005:145). Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar
mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented. Dalam metode. Discovery
Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk
melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta
membuat kesimpulan.
Sebagaimana pembelajaran yang
lain, pembelajaran penemuan (Discovery Learning)beberapa prosedur yang harus dilaksanakan
dalam kegiatan belajar mengajar secara umum antara lain sebagai berikut :
1.
Stimulation (Stimulasi/Pemberian
Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan tanda tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi,
agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu guru dapat
memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
2.
Problem Statement
(Pernyataan/Identifikasi Masalah)
Setelah
dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang
relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan
dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah
2004:244).Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban sementara
atas pertanyaan yang diajukan.
Memberikan
kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang
mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun siswa agar mereka
terbiasa untuk menemukan suatu masalah.
3. Data Collection (Pengumpulan
Data)
Ketika
eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244).Pada tahap ini berfungsi untuk
menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis. Dengan demikian
siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang
relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber,
melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah
siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan
permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa
menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
4. Data Processing (Pengolahan
Data)
Semua
informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah,
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara
tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah,
2002:22). Data processing disebut juga dengan pengkodean/kategorisasi yang
berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi
tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/
penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.
Pada
tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut
Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif
jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep,
teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang
ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian
dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
6. Generalization (Menarik
Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap
generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang
dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang
sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil
verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah
menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang
menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau
prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya
proses pengaturan dan generalisasi
dari pengalaman-pengalaman itu.
7. Penilaian pada Model Pembelajaran Discovery
Learning.
Dalam Model Pembelajaran
Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun
nontes, sedangkan penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif,
proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penilaiannya
berupa penilaian kognitif, maka dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk
penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja
siswa dapat menggunakan nontes.
BAB III
PROSEDUR
PELAKSANAAN
A.
Jumlah Peserta didik, Tempat, dan Waktu Pelaksanaan P2K
Pelaksanaan P2K ini dilakukan di kelas VII SMP Negeri 3 Pitu Riase pada semester genap tahun
pelajaran 2020/2021 selama 1 bulan 5 hari, dimulai pada
bulan Februari sampai bulan Maret 2020. Sebagai subjek penelitian adalah
peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Pitu Riase yang terdaftar pada tahun pelajaran 2020/2021 sebanyak 20 orang yang terdiri atas 10 laki-laki dan 10
perempuan.
B. Pertemuan- 1 s.d pertemuan- 2
a.
Pertemuan-1
Pada kegiatan awal
Pelaksanaan tindakan pertemuan kesatu peneliti (sebagai guru) membuka salam, doa yang dipimpin salah satu siswa,
memeriksa kehadiran siswa serta mengkondisikan siswa untuk siap dalam mengikuti
pembelajaran. Kemudian memotivasi siswa dengan cara menjelaskan pentingnya
materi yang akan dipelajari untuk memahami materi selanjutnya dan menerapkannya
kehidupan sehari-hari serta menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam
kegiatan pembelajaran dan menjelaskan prosedur pembelajaran dengan model
pembelajaran Discovery Learning
Selanjutnya dalam kegiatan inti guru memberikan
materi tentang
Materi sebelumnya sebagi pemanasan kemudian
guru mengajukan suatu pertanyaan
atau permasalahan yang dikaitkan dengan materi pelajaran, dan meminta siswa
menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah.
Berikutnya guru meminta siswa untuk kerja kelompok dan mendiskusikan apa yang
telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan
jawaban pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan suatu masalah khusus
yang diidentifikasi, disamping itu guru memotivasi siswa agar terlibat aktif
dalam kegiatan kerja kelompok dan mendiskusikan soal sendiri tanpa bertanya
pada kelompok lain.
Guru meminta kelompok-kelompok untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang
telah mereka diskusikan.
Sedangkan pada kegiatan akhir guru merefleksi kegiatan pembelajaran, mengecek pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dianalisis dengan memberikan
pertanyaan tentang masalah dan hubungannya dengan materi yang terkait. Ditambah
dengan memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk menjawab pertanyaan
seputar materi dan juga menganalisa permasalahan yang berhubungan dengan materi
yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya serta me-review kegiatan pembelajaran, sekaligus menutup
pertemuan dengan doa dan salam.
b.
Pertemuan- 2
Pada
kegiatan pelaksanaan tindakan pertemuan kedua peneliti Pada kegiatan awal yang dilaksanakan lebih kurang 10 menit, guru membuka
pelajaran salam dan doa yang dipimpin salah satu siswa, memeriksa kehadiran
siswa serta mengkondisikan siswa untuk siap dalam mengikuti pembelajaran.
Selanjutnya dalam kegiatan inti guru
memberikan materi ‘Giving Compliment’kemudian mengajak siswa untuk bisa
berekspersi dalam bentuk pairing dan
berdialog didepan kelas. Sedangkan pada kegiatan akhir guru
me-review kegiatan pembelajaran, mengecek pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran yang telah dianalisis dengan memberikan pertanyaan tentang masalah
dan hubungannya dengan materi yang terkait. Ditambah dengan memberikan tugas
kepada masing-masing kelompok untuk menjawab pertanyaan seputar materi dan juga
menganalisa permasalahan yang berhubungan dengan materi yang akan dibalas pada
pertemuan berikutnya serta me-review kegiatan pembelajaran, sekaligus menutup
pertemuan dengan doa dan salam.
C. Evaluasi pertemuan-1 s.d pertemuan-2
No |
Nama Siswa |
P/L |
Pertemuan |
|
1 |
2 |
|||
1 |
Abd.
Rajab |
L |
80 |
85 |
2 |
Amir
Syam |
L |
80 |
85 |
3 |
Ardi |
L |
80 |
80 |
4 |
Asmawati |
P |
80 |
95 |
5 |
Asra |
P |
80 |
80 |
6 |
Erlangga |
L |
80 |
85 |
7 |
Fadrul
Arif |
L |
80 |
80 |
8 |
Feri.
B |
L |
80 |
80 |
9 |
Muh.
Ruben |
L |
80 |
85 |
10 |
Nasruddin |
L |
80 |
80 |
11 |
Nurfilah |
P |
80 |
85 |
12 |
Nurhaeni |
P |
80 |
85 |
13 |
Renaldi |
L |
80 |
95 |
14 |
Risnayanti |
P |
80 |
80 |
15 |
Sri
Bungawati |
P |
80 |
85 |
16 |
Yanti |
P |
80 |
80 |
17 |
Risma
Yanti |
P |
80 |
95 |
18 |
Syahrul
Setiawan |
L |
80 |
80 |
19 |
Mesa
Undri Putri |
P |
80 |
80 |
D. Simpulan dan saran
1. Simpulan
a.
Program Pemantapan Profesi Keguruan (P2K) merupakan
salah satu upaya yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Makassar
khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk mengembangkan dan
menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah untuk diterapkan dalam
kehidupan nyata khususnya di lembaga pendidikan formal, non formal, serta
masyarakat.
Dalam pengajaran di kelas, penulis menerapkan Metode Discovery Learning ).untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam penerapan model pembelajaran discovery
learning dan kooperatif pada Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pitu Riase.
b.
Pelaksanaan P2K di mulai dari kegiatan observasi
pembelajaran di kelas, konsultasi persiapan mengajar, membuat RPP,
mempersiapkan media dan alat pembelajaran, pelaksanaan praktik mengajar, evaluasi,
menyusun laporan P2K pada akhir kegiatan P2K.
2. Saran
a.
Bagi sekolah
1.
Mempertahankan komunikasi yang intensif antara seluruh
warga sekolah.
2.
Mempertahankan hubungan yang baik dengan mahasiswa P2K,
sehingga nantinya dapat saling bertukar informasi terkait info terkini seputar
pendidikan anak luar biasa.
b.
Bagi Universitas Muhammadiyah Makassar
1.
Menjalin koordinasi yang intensif antara pihak universitas,
dosen pembimbing, sekolah dan mahasiswa.
2.
Mengadakan pengawasan terhadap jalannya kegiatan P2K,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
3.
Memberikan bimbingan yang lebih terperinci sebelum
kegiatan P2K berlangsung, supaya mahasiswa bisa menyiapkan keperluan praktek
dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur yang sudah disepakati.
c.
Bagi Mahasiswa
1.
Perencanaan mengajar yang dibuat harus lebih
sistematis.
2.
Menjalin komunikasi yang lebih baik dengan semua warga
sekolah
3.
Menjaga nama baik almamater dengan selalu berpegang
teguh pada nilai kebaikan dan kesopanan.
.
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN PENCEGAHAN COVID 19
A. PENJELASAN COVID 19
1. Apa Itu Covid 19
Covid 19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis corona virus
yang baru ditemukan. Virus baru dan
penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan,
Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi
yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia. Coronavirus adalah suatu kelompok
virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis
coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari
batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru
yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.
Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan
rasa lelah. Gejala lainnya yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa
pasien meliputi rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala,
konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, kehilangan indera rasa atau
penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki.
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap.
Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala ringan. Sebagian
besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan
khusus. Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi COVID-19 menderita sakit parah
dan kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan
kondisi medis penyerta seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan
paru-paru, diabetes, atau kanker memiliki kemungkinan lebih besar mengalami
sakit lebih serius. Namun, siapa pun dapat terinfeksi COVID-19 dan mengalami
sakit yang serius. Orang dari segala usia yang mengalami demam dan/atau batuk
disertai dengan kesulitan bernapas/sesak napas, nyeri/tekanan dada, atau
kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak harus segera mencari pertolongan
medis. Jika memungkinkan, disarankan untuk menghubungi penyedia layanan
kesehatan atau fasilitas kesehatan terlebih dahulu, sehingga pasien dapat
diarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat.
Apa yang
harus saya lakukan jika saya memiliki gejala COVID-19 dan kapan saya harus
mencari pertolongan medis?
Jika Anda
mengalami gejala ringan, seperti batuk ringan atau demam ringan, secara umum
tidak perlu mencari pertolongan medis. Tetap di rumah, isolasi diri, dan pantau
gejala Anda. Ikuti panduan nasional tentang isolasi mandiri. Namun, jika
Anda tinggal di daerah dengan malaria atau demam berdarah, Anda tidak boleh
mengabaikan gejala demam. Segera cari pertolongan medis. Saat Anda pergi ke
fasilitas kesehatan, kenakan masker jika memungkinkan, jaga jarak setidaknya 1
meter dari orang lain, dan jangan menyentuh permukaan benda dengan tangan Anda.
Jika yang sakit adalah anak, bantu anak untuk mematuhi nasihat ini. Segera
cari perawatan medis jika Anda mengalami kesulitan bernapas atau nyeri/tekanan
di dada. Jika memungkinkan, hubungi penyedia layanan kesehatan Anda terlebih
dahulu, sehingga Anda dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat.
2. Bagaimana cara COVID-19 menyebar?
Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terinfeksi virus ini.
COVID-19 dapat menyebar terutama dari orang ke orang melalui percikan-percikan
dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terinfeksi COVID-19 batuk,
bersin atau berbicara. Percikan-percikan ini relatif berat, perjalanannya tidak
jauh dan jatuh ke tanah dengan cepat. Orang dapat terinfeksi COVID-19 jika
menghirup percikan orang yang terinfeksi virus ini. Oleh karena itu, penting
bagi kita untuk menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain.
Percikan-percikan ini dapat menempel di benda dan permukaan lainnya di sekitar
orang seperti meja, gagang pintu, dan pegangan tangan. Orang dapat terinfeksi
dengan menyentuh benda atau permukaan tersebut, kemudian menyentuh mata,
hidung, atau mulut mereka. Inilah sebabnya penting untuk mencuci tangan secara
teratur dengan sabun dan air bersih mengalir, atau membersihkannya dengan
cairan antiseptik berbahan dasar alkohol. WHO terus mengkaji perkembangan
penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan
terbaru.
Apakah
COVID-19 dapat menular dari orang yang tidak menunjukkan gejala?
COVID-19 terutama menyebar melalui percikan saluran pernapasan yang
dikeluarkan oleh seseorang yang batuk atau memiliki gejala lain seperti demam
atau rasa lelah. Banyak orang yang terinfeksi COVID-19 hanya mengalami gejala
ringan terutama pada tahap-tahap awal. Karena itu, COVID-19 dapat menular dari
orang yang hanya bergejala ringan, seperti batuk ringan, tetapi merasa sehat.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa orang tanpa gejala dapat menularkan
virus ini namun belum diketahui seberapa sering penularan dengan cara tersebut
terjadi. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran
COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.
Apa yang
dapat saya lakukan untuk melindungi diri saya dan orang lain jika tidak
mengetahui siapa yang terinfeksi COVID-19?
Mempraktikkan kebersihan tangan dan pernapasan setiap saat sangatlah
penting, dan merupakan cara terbaik untuk melindungi orang lain dan diri Anda
sendiri. Apabila memungkinkan, jaga jarak Anda dengan orang lain minimal 1
meter terutama jika berada di dekat orang yang batuk atau bersin. Karena
beberapa orang yang terinfeksi mungkin belum menunjukkan gejala atau gejalanya
masih ringan, menjaga jarak fisik dengan semua orang adalah upaya terbaik jika
Anda berada di daerah di mana COVID-19 menyebar.
Apa yang
sebaiknya saya lakukan jika saya berkontak erat dengan seseorang yang
terinfeksi COVID-19?
Jika Anda telah berkontak erat dengan seseorang yang terinfeksi COVID-19
maka Anda kemungkinan akan terinfeksi. Kontak erat berarti tinggal atau berada
dalam jarak kurang dari 1 meter dari orang yang terinfeksi COVID-19. Jika
demikian, sangat disarankan untuk tidak meninggalkan rumah. Namun, jika Anda
tinggal di daerah di mana terdapat kasus malaria atau demam berdarah, maka
penting untuk tidak mengabaikan gejala demam. Segera cari pertolongan medis.
Saat Anda pergi ke fasilitas kesehatan, kenakan masker jika memungkinkan, jaga
jarak setidaknya 1 meter dari orang lain, dan jangan menyentuh permukaan dengan
tangan Anda. Jika yang sakit adalah anak, bantu anak untuk mematuhi nasihat
ini.
B. UPAYA KEGIATAN
PENCEGAHAN COVID 19
Adapun upaya
pencegahan kami selaku mahasiswa P2K universitas Muhammadiyah Makassar adalah
sebagai berikut:
1.
Membagikan Himbauan dan pencegahan Covid 19 kepada
masyarakat melalui sosial media
2.
Mengikuti himbauan pemerintah untuk tetap tinggal
dirumah dan melakukan pekerjaan didalam rumah
3.
Kami sebagai mahasiswa P2K rela masa pengabdian kami
disekolah dipersingkat demi memutus rantai penyebaran covid 19
4.
Kami sepakat untuk tidak keluar rumah kalau bukan hal
yang mendesak
5.
Mengenakan masker dan membawa handsanitizer ketika
diluar
6.
Mematuhi protokol kesehatan disetiap tempat
7.
Kami juga juga melakukan sosialisasi secara tidak
langsung kepada masyarakat diskitar perkampungan tempat tinggal kami.
8.
Kami juga membuat Poster ilustrasi agar tetap terjaga
dari virus-virus yang tidak dinginkan.
(Poster Pencegahan
Covid-19 Mahasiswa P2K SMPN 3 Pitu
Riase)
(Kegiatan Penyemprotan Disinfektan di SMP Negeri 3 Pitu Riase) | |||
BAB V
TUJUAN KEGIATAN
A. Poster Pencegahan COVID-19 SMP Negeri 3 Pitu Riase
Virus
corona atau COVID 19 adalah virus yang menyerang sistem pernafasan manusia yang
dapat menular, walaupun lebih banyak menyerang langsia virus ini sebenarnya
bisa menyerang siapa saja mulai dari bayi, anak- anak hingga orang dewasa
termasuk orang hamil dan menyusui. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan
berupa pembatasan berskala besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Terkait
perkembangan virus ini akhirnya pemerintah membuat kebijakan sebagai langkah
pertama yaitu berupa anjuran social
distancing, di Indonesia dikenal dengan physical
distancing. Virus corana atau covid-19 saat ini telah berdampak bagi
seluruh masyarakat dari segala aspek.
Mengingat
betapa sangat berbahayanya virus ini masyarakat harus diberi pemahaman secara
baik dalam bagaimana mencegah virus ini agar tidak tertular. Itulah sebabnya
mahasiswa p2k berinisiatif membuat poster yang diharapkan dapat memberi
pemahaman kepada masyarakat tentang cara-cara mencegah terjadinya penyebaran
virus covid-19. Adapun pencegahan tersebut sebagai berikut:
1. Menggunakan Masker
Masker
merupakan Apd (Alat Pelindung Diri) untuk mencegah penularan Virus Covid-19,
dan diharapkan masyarakat senantiasa menggunakan masker agar tidak terjadi
penularan virus covid-19
2.
Mencuci Tangan
Masyarakat
ada baiknya menjadikan kebiasaan cuci tangan ini sebagai budaya sehari- hari.
Sebab cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir dapat membantu kita dalam
menghilangkan kuman, bakteri sampai virus yang bisa hinggap saat beraktivitas.
3. Segera
Ke Rumah Sakit Terdekat
Ketika
terjadi gejala, gejala sakit kepala-tenggorokan, demam, batuk, diare, sesak
nafas dan kedinginan, disarankan segera ke rumah sakit ataupun pusat kesehatan
masyarakat.
B. Kegiatan Sosialisasi kepada Masyarakat
terkait Pencegahan COVID-19
Sosialisasi upaya pencegahan penyebaran
covid-19 atau corona virus dipusatkan di Desa Compong Adapun maksud dan tujuan
dari sosialisasi ini adalah kami mengajak dan menghimbau masyarakat Desa Compong
untuk mendukung upaya Pemerintah dalam menanggulangi penyebaran Covid-19 yang
telah menjadi wabah global dengan menjaga diri dari virus yang meresahkan. Simpulan
Dan Saran
a. Simpulan
Berdasarkan
kegiatan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Covid-19 adalah virus yang merusak sistem pernapasan
dan dapat menyebabkan beberapa komplikasi akibat infeksinya hingga kematian.
2.
Covid-19
dapat di cegah dengan beberapa cara di antaranya ialah sering mencuci tangan,
memakai masker ketika hendak berpergian, menghindari kontak langsung dengan
orang yang sudah terpapar penyakit ini (Jaga Jarak social), tetap di rumah jika
tidak ada kepentingan mendesak diluar.
3.
Terkait masalah covid 19 karena adanya musibah ini
tugas kami sebagai mahasiswa yang sedang
melakukan praktek lapangan berjalan tidak lancar tapi berdasarkan
pengamatan dalam beberapa hari dikelas penulis menyimpulkan bahwa siswa didaalm
kelas dalam mengikuti materi pembelajaran prakarya masih membutuhkan motivasi
yang lebih dan pandangan yang lebih luas tentang masa depan yang cerah dengan
mempelajari Prakarya Dengan begitu para siswa akan lebih giat serta
semangat memahami materi.
b. Saran
1.
Aplikasikan bagaimana cara pencegahan penyebaran
COVID-19 dalam kehidupan sehari-hari
2.
Hindari kontak langsung dengan orang lain, dan usahakan
agar tidak keluar rumah kecuali di saat yang genting.
3.
Jangan terlalu merasa tertekan dan terbebani selama masa
pandemi wabah ini, karena yang dibutuhkan adalah kuatnya sistem imun atau
metabolisme tubuh dan dapat meningkatkan imun denngan olahraga serta makan
makanan yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib
Zainal, Model-model, Media, dan Strategi pembelajaran kontekstual (inovatif,
Bandung: Yrama Widya A Sudrajat – online (wordpress.com, 2008.
Buku Panduan, Program
Pemantapan Profesi Keguruan (P2K) FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar 2020.
Dokumentasi, Data
Administrasi UPT SMP Negeri 3 Pitu Riase, Tahun Ajaran 2020/2021.
N Sulistyowati, ATWT Widodo 20 Http://smacepiring12 –
Journal.unnes.ac.id
Uno B. Hamzah, dkk. 2014. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta : Bumi Aksara
Sumber Internet :
https://tirto.id/lakukan-5-hal-ini-untuk-mencegah-virus-corona-covid-19-eKpg
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Komentar
Posting Komentar